.

Senin, 21 Januari 2013

Teori Perilaku Konsumen


Teori Perilaku Konsumen
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar.mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

Pendekatan Perilaku Konsumen
pendekatan perilaku konsumen terbagi dua yaitu

*. Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.

*. Teori Ordinal ( Ordinal Theory )
Terbagi atas 7 bagian yaitu :

A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.

Asumsi –asumsi Kurva Indiferensi :

1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat kepuasanya.

2) Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.

3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.

B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )

Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka:
BL = Px.Qx + Py.Qy

C. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan

Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

D. Keseimbangan Konsumen

Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).

E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang

Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

F. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal

Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya

G. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)

Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.

Ada dua konsep elastisitas, yaitu:

1)      Elastisitas Harga

Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dalam jangka pendek. Ada dua penyebabnya : pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka; kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain.

2)      Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatn dalam jangka panjang bagi barang nondurable lebih besar disbanding jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20% masyarakat yang tadinya hanya mampumakan gaplek (Gaplek adalah bahan makanan yang berasal dari singkong dikeringkan,dapat sebagia pengganti nasi), sekarang mampu membeli nasi.Namun karena sudah terbiasa makan gaplek, mereka tidak segera mengganti konsumsinya ke beras.



Uses and Gratifications Theory (Teori Kegunaan dan Kepuasan)
Teori Uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) pertama kali dikenalakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communication : Current Perspectives on Grativication Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasusmsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan.(Nurudin, “Pengantar Komunikasi Massa” hal.191-192)

Aplikasi teori penggunaan dan kepuasan dalam masyarakat
Teori Uses and Gratification ini bertujuan untuk menjelaskan tentang informasi yang ada di dalam media terutama media massa. Dalam teori ini audiens tidak lagi dipandang sebagai orang pasif yang hanya menerima informasi yang disampaikan oleh media, tapi audiens berlaku aktif dan selektif, dan juga kritis terhadap semua informasi yang disampaikan oleh media.
Teori ini dapat kita lihat, contohnya dari sinetron-sinetron televisi yang banyak ditayangkan televisi swasta di Indonesia, sinetron-sinetron ini umumnya banyak disukai oleh para kaum hawa, khususnya ibu rumah tangga. Hal ini merupakan suatu fenomena yang dapat kita nilai dengan teori Uses and Gratification, dari fenomena ini bisa dilihat bahwa para ibu rumah tangga menilai positif akan tayangan sinetron tersebut. Padahal jika kita menilik alur ceritanya, banyak peristiwa budayan yang sama sekali tidak rasional dan sangat bertentangan dengan pola budaya di Indonesia.Dilihat dari aspek rasionalitas ceritanya juga banyak yang aneh atau ganjil. Dramatisasinya juga sangat bertele-tele, namun demikian cerita sinetron tersebut masih tetap disukai oleh para ibu rumah tangga. Contoh di atas membuktikan bahwa audiens berlaku aktif dalam memilih tayangan yang disampaikan oleh media massa.

Kelebihan dan Kekurangan Uses and Gratification Theory
-           Kelebihan dari teori Uses and gratification adalah :

1.Mengubah audiens yang cenderung pasif menjadi audiens yang lebih   aktif dan selektif.

2.Untuk mengontrol penggunaan media dalam kehidupan kita.

3.Untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan dan pencapaian tujuan dari fungsi media itu sendiri.

-           Kekurangan dari teori Uses and Gratification adalah :

1.Seseorang menjadi ketergantungan terhadap suatu media sehingga tidak dapat berkembang

2.Audiens akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dengan media dengan berbagai cara, meskipun itu merugikan dirinya sendiri

3. Media sering kali menciptakan kebingungan dan ketika hal yang membingungkan itu hadir, ketergantungan kepada media akan meningkat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar